Dead galaxies pocess. Sumber: http://cdn.phys.org/newman/gfx/news/hires/2015/deadgalaxies.jpg |
“Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur energi yang diproduksi oleh alam semesta dari representasi 200.000 galaksi, dengan berbagai panjang gelombang dan rentang waktu yang berbeda-beda,” ujar Simon Driver, kepala tim GAMA.
Data yang dirilis dari penelitian ini juga dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami tipe-tipe pembentukan galaksi di alam semesta dan evolusinya.
Hasil pengamatan cukup mengejutkan. Para astronom menemukan bahwa energi yang diproduksi dari lingkungan alam semesta hanya sekitar setengah dari energi dua miliar tahun lalu. Penurunan signifikan ini terjadi di semua panjang gelombang, dari ultraviolet hingga inframerah. Ya, kini, alam semesta perlahan mulai sekarat.
Seluruh energi di alam semesta terbentuk saat terjadinya Big Bang. Sebagian energi terperangkap dalam massa. Bintang dapat bersinar dengan mengubah massa menjadi energi saat ia melakukan pembakaran dirinya, seperti yang dijelaskan dalam teori persamaan relativitas Einstein yang terkenal itu.
Pasca terjadinya Big Bang, sebagian besar energi berhamburan di seluruh alam semesta. Akan tetapi, ada energi tambahan yang terus-menerus diproduksi bintang ketika mereka melakukan pembakaran hidrogen dan helium dalam dirinya. Energi baru ini ada yang terserap oleh debu saat melintasi galaksi induk, ada pula yang lepas ke ruang antar galaksi.
Energi yang lepas ke ruang antar galaksi akan meneruskan perjalannya hingga ia menabrak sesuatu, seperti bintang lain, planet, atau bahkan cermin teleskop.
Fakta bahwa alam semesta telah memudar secara perlahan telah diketahui sejak akhir 1990-an, akan tetapi bukti nyata bahwa hal tersebut terjadi di seluruh panjang gelombang baru bisa diketahui hingga saat ini.
Alam semesta perlahan memasuki usia tua. Ibaratnya, kini alam semesta tengah duduk di sebuah sofa, menarik selimutnya, dan bersiap untuk tidur abadi.
(Lutfi Fauziah/Sumber: European Southern Observatory)/ National Geographic Indonesia
Data yang dirilis dari penelitian ini juga dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami tipe-tipe pembentukan galaksi di alam semesta dan evolusinya.
Hasil pengamatan cukup mengejutkan. Para astronom menemukan bahwa energi yang diproduksi dari lingkungan alam semesta hanya sekitar setengah dari energi dua miliar tahun lalu. Penurunan signifikan ini terjadi di semua panjang gelombang, dari ultraviolet hingga inframerah. Ya, kini, alam semesta perlahan mulai sekarat.
Seluruh energi di alam semesta terbentuk saat terjadinya Big Bang. Sebagian energi terperangkap dalam massa. Bintang dapat bersinar dengan mengubah massa menjadi energi saat ia melakukan pembakaran dirinya, seperti yang dijelaskan dalam teori persamaan relativitas Einstein yang terkenal itu.
Pasca terjadinya Big Bang, sebagian besar energi berhamburan di seluruh alam semesta. Akan tetapi, ada energi tambahan yang terus-menerus diproduksi bintang ketika mereka melakukan pembakaran hidrogen dan helium dalam dirinya. Energi baru ini ada yang terserap oleh debu saat melintasi galaksi induk, ada pula yang lepas ke ruang antar galaksi.
Energi yang lepas ke ruang antar galaksi akan meneruskan perjalannya hingga ia menabrak sesuatu, seperti bintang lain, planet, atau bahkan cermin teleskop.
Fakta bahwa alam semesta telah memudar secara perlahan telah diketahui sejak akhir 1990-an, akan tetapi bukti nyata bahwa hal tersebut terjadi di seluruh panjang gelombang baru bisa diketahui hingga saat ini.
Alam semesta perlahan memasuki usia tua. Ibaratnya, kini alam semesta tengah duduk di sebuah sofa, menarik selimutnya, dan bersiap untuk tidur abadi.
(Lutfi Fauziah/Sumber: European Southern Observatory)/ National Geographic Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar